• Posted by : Robbi Syahputra 7 Nov 2013

    rel canonical
    Ketika berbicara masalah duplikasi konten, Anda akan sering mendengar tentang sitilah 'rel=canonical'. Hal ini sering digunakan sebagai teknik SEO untuk menghindari hukuman, karena mesin pencari akan menghukum Anda jika Anda memiliki duplikat konten di beberapa halaman. Hal ini terjadi ketika Anda memberikan Archive Pages, data yang diurutkan sesuai preferensi pengguna, dan sebagainya. Rel=canonical digunakan untuk mengatasi masalah tersebut dan membantu mengkonsolidasikan semua versi yang berbeda dari halaman yang sama. Ini memberitahu mesin pencari URL mana yang harus dipertimbangkan dan ditampilkan dalam hasil pencarian. Namun, rel=canonical dapat menjadi sedikit rumit untuk diterapkan dengan benar. Berikut adalah beberapa kesalahan umum tentang rel=canonical dan beberapa tips untuk menghindarinya.

    1. Menggunakan rel=canonical Dalam Penomoran Halaman
    Kebanyakan blog menggunakan pagination/ penomoran halaman untuk memecah kronologis konten mereka. Sebagai contoh, Anda mungkin memiliki halaman dengan URL www.situsanda.com/page/2 dan halaman lain dengan URL www.situsanda.com/page/3, dan halaman berikutnya dengan nomor seterusnya. Beberapa orang melakukan canonicalisasi halaman tambahan untuk menunjuk ke halaman awal. Ini bukan ide yang baik sebenarnya. Tidak ada duplikasi yang terjadi sebenarnya. Jadi canonicalisasi dalam hal ini akan mengarah ke halaman Anda di luar halaman pertama Anda untuk tidak diindeks sama sekali.

    Solusi: Lakukan canonicalisasi dari halaman komponen ke halaman yang memiliki konten penuh di dalamnya, atau menggunakan rel="prev" atau rel="next".

    2. Absolute vs Relative URL
    Banyak orang membuat kesalahan dengan menggunakan URL relatif ketika mereka harus menggunakan URL relatif. URL relatif adalah yang relatif terhadap lokasi saat ini. Misalnya, resources/resources1.php berarti 'menemukan resources direktori dalam direktori saat ini dan kemudian masuk ke file resources1.php. Sebaliknya, URL absolut memiliki path yang lengkap misalnya www.situsanda.com/resources/resources1.php. Jika Anda bekerja dalam folder yang sama maka itu tidak masalah. Tetapi menggunakan URL relatif adalah pendekatan yang sangat generik dan tidak akan bekerja setelah Anda mengubah direktori Anda. Dan ini akan memberi Anda kesalahan canonicalisasi.

    3. Rel=canonical Harus Digunakan Dalam <head>
    Untuk menghindari masalah parsing, rel=canonical harus digunakan sedini mungkin di bagian <head> pada sebuah halaman web. Jika Andamenempatkan di dalam 'body' itu pasti akan diabaikan.

    4. Halaman Kategori
    Kebanyakan blog memiliki halaman kategori, seperti SEO, Social Media, Widgets, Blogging, dll (untuk blog ini). Sering sekali beberapa postingan ditampilkan secara teratur pada halaman tersebut. Dalam kasus tersebut ada beberapa duplikasi konten terjadi. Di sini, Anda akan menambahkan rel=canonical dari halaman kategori ke posting yang ditampilkan direct URL (yaitu dimana Anda dapat melihat artikel lengkap).

    5. Multiple rel=canonical Declaration
    Kadang-kadang orang hanya cenderung ceroboh dengan canonicalisasi mereka. Sering kali hal itu terjadi ketika seseorang menggunakan template dari situs lain, mereka lupa untuk melihat bahwa rel=canonical ke situs Template. Kadang-kadang orang menginstal beberapa plugin SEO yang menyebabkan konflik dan menambahkan rel=canonical. Kedua kasus itu akan menimbulkan masalah. Solusi terbaik adalah memeriksa kode sumber situs Anda dan memastikah bahwa tidak ada kesalahan yang terjadi.

    Jadi, apakah Anda mengalami masalah dengan canonicalizing? Saya harap panduan singkat ini dapat membantu Anda keluar dari masalah itu. Mudah-mudahan Anda menyukai ini. Salam Blogger... :)

    0 komentar

  • Copyright © 2013 - Unbreakable Machine Doll - Harajuku Shina - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan