• Posted by : Robbi Syahputra 14 Feb 2014

    Gerakan Atau Aliran dalam Senirupa
    Gerakan Atau Aliran dalam Senirupa tidak lepas dari benang merah yang membentang dari kebudayaan Yunani hingga abad keduapuluh. Sejak tradisi klasik menggema dan menggelora di seluruh pelosok dunia hingga abad modernitas di segala cabang kebudayaan, merupakan rangkaian yang saling terkait satu sama lain.
    Kenyataan (realita) yang ada di sekitar kehidupan para seniman, termasuk berbagai pengalamannya (empirik) dalam berkarya. Dari pengalamannya inilah para seniman menemukan hal-hal baru, sebagai pendekatan baru, sebagai teori baru, dan boleh dikatakan sebagai ilmu pengetahuan baru. Para seniman kemudian berkarya dengan menggunakan pendekatan empirik dan ilmu pengetahuan baru. Tidak lagi menggunakan prinsip dan kaidah klasik sebagai ilmu pengetahuan lama, tetapi justru  menemukan ilmu dari berbagai pengalaman tersebut. Ilmu tersebut tidak hanya ditangkap melalui mata tetapi ditafsirkan dengan perasaan yang kemudian diwujudkan melalui visualisasi karya. Berkarya tidak lagi meniru alam atau berdasarkan apa yang dilihat secara fotografis atau realistik-visual, tetapi apa yang dirasakan dan apa yang ditangkap oleh masing-masing pribadi seniman. Tentu saja hal ini menimbulkan individualisasi dalam kekaryaannya. Setiap seniman memiliki karakter ungkapan yang berbeda satu-sama lain. Dan hal inilah yang membuka peluang terhadap munculnya beragam aliran dan gaya seni lukis. Apalagi semenjak seniman mulai berpetualang ke berbagai pelosok negeri sambil melukis berbagai kenyataan. Dari petualangannya itu mereka menemukan ilmu dan menerapkannya ke dalam karya seni rupa. Mereka menemukan kebebasan dalam berkarya. Kebebasan yang hakiki adalah kebebasan mengungkapkan perasaan, ide dan gagasan yang lebih otonom. Maka kebebasan dalam seni adalah kewajaran yang menunjang lahirnya kreativitas.
    Dengan perbedaan pandangan, idealisme, konsepsi, teori dan prinsip, para seniman melahirkan beragam gaya dan aliran yang terkadang merupakan gerakan. Gerakan atau gaya yang satu menentang gaya yang lain. Setiap reaksi, penentangan atau pengembangan dari suatu paham/aliran atau gerakan tak lepas dari perjuangan dalam prinsip kebebasan, dan konsepsi berkarya, baik dari segi estetika, tematik maupun teknik, dengan tidak lepas dari pengaruh latar belakang budaya, sosial dan politik.

    Gerakan atau Aliran dalam senirupa

    Berikut ini adalah beberapa gerakan atau aliran dalam senirupa yang admin urut mulai senirupa purba atau senirupa awal sampai kepada senirupa pasca modern atau postmodernisme :

    1. Aliran Senirupa Primitivisme

    Dinamakan primitif karena dari segi cara pengungkapannya tampak adanya spontanitas, bentuk-bentuk yang diungkapkannya cenderung ekspresif, dan bukan peniruan dari realitas bentuk alam. Kecenderungan gaya ekspresi tersebut didasari oleh dorongan spiritualitas dan kepentingan magis. Para pelukisnya belum mempertimbangkan rasio mereka dalam berkarya budaya, dan tidak pula berfilsafat untuk mendasari karya-karyanya. Mereka berkarya secara intuitif dan emosional. Melalui pendekatan emosional inilah tampaknya mewarnai citra estetik yang cenderung simbolistik karena ungkapan perasaannya dilambangkan oleh simbol-simbol sebagai hasil pemikirannya yang naif (bisa juga primordial).
    Karya Lukisan Prasejarah seperti Lukisan gua yang menggambarkan goresan-goresan yang umumnya melukiskan binatang perburuan, lukisan arwah nenek moyang, tanda telapak tangan dan kaki tersebut dapat digolongkan ke dalam karya-karya yang primitif.
    Seorang seniman yang memiliki tujuan magis menjadikan lukisan yang dibuat untuk mendatangkan magis atau sihir. Lukisan ini bersifat primitif. Akan tetapi, pelukis modern juga banyak yang melukis tema dan motif primitif agar menimbulkan kesan magis. Mereka menganut paham primitivisme. Seniman-seniman yang banyak melukis tema dan motif primitif banyak terdapat di Bali.

    2. Aliran Senirupa Klasik atau Klasikisme

    Seni rupa klasik memiliki gaya naturalisme yang diidealisir. Gaya peniruan terhadap bentuk alam yang selalu ditampilkan secara sempurna berdasarkan pendekatan intelektual ini dihasilkan oleh suatu proses kebudayaan yang berlandaskan kerangka filsafat humanisme. Sifat-sifat naturalistis pada karya seni rupa klasik adalah suatu upaya mendekati peniruan terhadap bentuk alam, khususnya bentuk manusia yang realistik sebagai perwujudan dari pemujaan pada nilai-nilai kesempurnaan manusia. Manusia sebagai mahluk hidup dipandang memiliki kelebihan dari mahluk lain. Sesuatu yang kreatif spontan tidak mendapat tempat. Kreativitas seniman dibatasi oleh kerangka intelektual.
    Pada umumnya kesenian yang seperti ini dipergunakan oleh penciptanya untuk melukiskan dewa-dewanya yang dianggap berbentuk sebagai manusia yang sempurna, sehingga kesenian ini tidak lain adalah bentuk konvensi saja. Meniru bentuk dewa seperti bentuk manusia yang ideal ini berarti mewujudkan ide tentang keluhuran Dewa

    3. Aliran Senirupa Renesan atau Renaissance

    Tema seni Renesan bersumber dari seni budaya Klasik Yunani dan Romawi purba. Namun dilihat dari keseluruhan karyanya bersifat pribadi (humanistis), misalnya pada karya seni lukis, seni patung, dan arsitektur. Tema yang lain misalnya tema lanskap (pemandangan alam), potret, dan tema- tema sekular.
    Seniman Renesan adalah seniman yang teguh pendirian dalam mengembangkan dan melestarikan seni klasik Yunani dan Romawi. Keahlian dalam hal teknis/cara-cara berkarya seni yang naturalistis sudah sangat baik. Jika kita kaji seni Renesan, sebenarnya sudah merintis pemunculan individu dalam berkarya seni, dan melepaskan seni dari agama secara bertahap. Untuk lebih detailnya silahkan menuju posting aliran senirupa Renaissance

    Tokoh Senirupa Renesan / Renaissance :  

    Giotto, Andrea Mantegna, Piero Della Fransesca, Giovanni Bellini, Leonardo Da Vinci, Michelangelo, Raphael, dan Bramante.

    4. Barok dan Rokoko

    Barok dan Rokoko sebenarnya merupakan pengulangan naturalisme Renaissance yang lebih kental dengan pesanan-pesanan raja sebagai patronage. Namun Rokoko sebenarnya merupakan masa terakhir , sebelum perkembangan seni moderen dimulai.
    Tradisi seni lukis masa ini dan sebelumnya lebih banyak menggambarkan tema-tema dewi yang cantik-molek dan wanita-wanita istana dengan kulitnya yang merah-jambu dan terutama dipilihkan dari adegan-adegan yang menggairahkan. Perkembangan seni Barok dan Rokoko adalah gejala kemunduran senirupa menurut pandangan ideal klasik dan para kritikus waktu itu menamakannya sebagai seni yang dekaden dan ugly.

    5. Aliran Neo Klasikisme

    Kelompok seniman pada masa ini sedikit demi sedikit menciptakan karya semata-mata memperturutkan panggilan hatinya masing-masing, melukis bukan karena pesanan atau order, melainkan karena ingin melukis. Maka timbul adanya kekuatan pribadi-pribadi seniman (semacam proses individualisasi dan isolasi diri) dalam berkarya seni. Dengan demikian riwayat seni rupa modern dalam sejarah telah tampak tanda-tandanya pada masa ini.
    Neoklasik ini muncul mereaksi terhadap fenomena seni Barok/Rokoko dan menganggap bahwa seni Barok/Rokoko itu sudah menyimpang dari kaidah seni klasik, dengan sebutan jelek (ugly) dan penurunan nilai (dekaden). Maka Neoklasik berkeinginan untuk mengembalikan dan memurnikan ideal klasik, dengan mempelajari, menggali, dan mengembangkan kaidah-kaidah kuno Yunani dan Romawi klasik. Aliran Neoklasikisme

    Tokoh aliran Neo Klasikisme adalah :

    6. Aliran Romantisisme

    Aliran Romantisisme merupakan gerakan yang meneruskan Neoklasisisme tetapi sekaligus mereaksi dan menentang klasisisme. Pelopor gerakan Romantisisme adalah Theodore Gericault (1791-1824) dengan salah satu karyanya yang terkenal Rakit Medusa (1818). Sebagai kelanjutan, Romantisisme tetap merupakan gerakan seni yang lari dari kenyataan hidup, menggarap dunia yang ideal dan misterius dengan menggunakan teknik-teknik akademisme yang rasional.

    Ciri Lukisan Romantisisme :

    1. Aliran Romantisisme berkarya melalui pendekatan emosional;
    2. Romantisisme lebih banyak menampilkan tema-tema kehidupan dunia misteri, cerita roman, tema yang eksotik (cerita dari negeri China, Islam, Afrika);
    3. Romantisisme menonjolkan peranan perasaan pribadi seniman, misalnya dalam segi komposisi yang dinamis (diagonal) dan unsur warna dengan gelap terang yang didramatisir

    Tokoh Aliran Romantisisme :

    • Theodore Gericault (1791-1824), Prancis
    • Eugene Delacroix (1798-1863), Prancis
    • Franciso Goya (1746-1828), Spanyol
    • John Constable (1776-1837), Inggris
    • Joseph Mallord William Turner (1775-1851), Inggris
    • Thomas Cole (1801-1848), Amerika
    Pengaruh Romantisisme pernah dialami oleh pelopor seni lukis baru Indonesia yaitu Raden Saleh Syarif Bustaman yang memperoleh pengalaman seni Romantisisme di Eropa.

    7. Aliran Realisme

    Gerakan Realisme muncul karena menentang seni Neoklasisisme dan Romantisisme. Jika Neoklasisisme menggunakan rasio/intelektualnya dalam mengungkapkan ide, dan Romantisisme menggunakan emosinya, maka Realisme berkeinginan menggambarkan keadaan nyata hidup manusia. Seniman Realisme berkeinginan menggambarkan obyek yang benar-benar real, tanpa ilusi, dan bersumber dari kehidupan sehari-hari. 

    Tokoh Aliran Realisme :

    • Honore Daumier (1808-1879), Prancis
    • Gustave Courbet (1819-1977), Prancis
    • Edouard Manet (1832-1883), Prancis
    • Thomas Eakins (1844-1916), Amerika
    • Henry O. Tanner (1859-1937), Afrika-Amerika

    8. Aliran Impressionisme

    Gerakan Impresionisme berkembang dari gerakan Realisme, yang meneruskan tradisi melukis berdasarkan pengamatan objek dalam kenyataan sehari-hari. Namun, tidak seperti seni lukis Realisme, seni lukis Impresionisme menggunakan warna yang terang. Pelukis Impresionis merekam kesan pengamatannya melalui goresan kuas yang tampak spontan dan kasar (sketchy), sehingga sering kali objek tampak kabur, tidak terfokus.
    Istilah “Impresionisme” muncul ketika kelompok pelukis tersebut menyelenggarakan pamerannya yang pertama pada tahun 1874. Istilah tersebut sebenarnya merupakan komentar bernada sinis oleh para kritikus pada waktu itu, karena karya mereka tampak seperti sketsa atau terkesan belum jadi.

    Tokoh Seniman dari Aliran Impressionsime adalah;

    • Claude Monet (1840-1926), 
    • Pierre-Auguste Renoir (1841-1919), 
    • Edgar Degas (1834-1917), 
    • Berthe Morisot (1841-1895), 
    • Mary Cassat (1845-1926), 
    • James Abbot McNeil Whistler (1834-1903)

    9. Aliran Post Impressionisme

    Aliran Post-Impresionisme merupakan gerakan seni rupa pada tahun 1880-an. Sesuai dengan namanya, gerakan itu merupakan kelanjutan dari Impresionisme. Seniman-seniman Post-Impresionisme pertama-tama mendapat pengaruh dari gerakan Impresionisme, namun kemudian menolaknya, kecuali beberapa unsurnya yang mendasar seperti penggunaan warna yang cermerlang.
    Dalam Post-Impresionisme berkembang beberapa gerakan, misalnya Divisionisme, yang disebut juga Neo-Impresionisme atau Pointilisme, dan Simbolisme atau dalam seni lukis disebut Sintetisme. Beberapa seniman Post-Impresionisme yang lain mengembangkan gayanya sendiri secara lebih bebas.

    Tokoh dari Aliran Post Impressionisme adalah; 

    • Georges Seurat (1859-1891), 
    • Paul Cezanne (1839-1906), 
    • Vincent Van Gogh (1853-1890), 
    • Paul Gauguin (1848-1903), 
    • Toulouse-Lautrec (1864-1901), 
    • Edvard Munch (1863-1944), 
    • Henri Russeau (1844-1910)

    10. Aliran Fauvisme

    Aliran Fauvisme berangkat dari usaha menyempurnakan aliran Impresionisme, suatu peningkatan gaya Paul Gauguin yang dekoratif dan gaya ekspresionisme dari van Gogh. Meskipun aliran Fauvisme tidak memperlihatkan teknik yang sama dan konsisten, tetapi selalu mengandung ciri-ciri yang sama yaitu kekuatan warna, garis blabar yang putus-putus dan penampilan yang serba tidak teratur.
    Fauvisme berasal dari kata "les fauves" (bahasa Perancis), artinya binatang jalang, binatang buas atau "the wild beasts". Istilah ini pertama kali dikemukakan oleh kritikus Perancis Louis Vauxelles terhadap para pelukis yang menggunakan warna-warna yang barbar (tegas dan berani) dan deformasi dari obyek lukisan pada pameran salon d'Automne tahun 1905.

    Tokoh Aliran Fauvisme adalah ;

    • Henri Matisse (1869—1954), Prancis
    • André Derain (1880—1954), Prancis
    • Georges Rouault (1871-1958), Prancis
    • Wassily Kandinsky (1866 - 1944). Rusia
    • Paula Modersohn-Becker (1876—1907), Jerman
    • Käthe Kollwitz (1867 - 1945), Jerman

    11. Aliran Ekspressionisme

    Aliran ekspresionime adalah pernyataan dari bentuk ungkapan yang anti klasik dengan kaidah seni yang serba tenang dan halus. Juga tidak ada hubungannya dengan seni Timur yang serba misterius. Cita-cita ekspresionisme ialah pembebasan seniman dari kaidah seni akademik dan mengandalkan kepada dorongan yang bersumber dari dalam pribadi, suatu pemuasan diri (self-enjoyment). Aliran dan gaya ini telah dirintis sebelumnya oleh van Gogh.
    Para pelopor aliran ini kebanyakan dari Jerman, sebagai protes terhadap optimisme dan materialisme dari kaum Impresionisme. Yang paling terkenal kelompok Ekspresionisme di abad ke-20 adalah di sekolah Jerman yang dipelopori oleh Ernst Ludwig Kirchner, Erich Heckel, dan Karl Schmidt– Ruttluf .

    Tokoh Aliran Ekspressionisme adalah :

    • Emil Nolde (1867-1956), Jerman
    • Ernst Ludwig Kirchner (1880 - 1938), Jerman
    • Vincent van Gogh (1853-1890),
    • James Sidney Ensor (1860-1949),
    • Edvard Munch (1863-1944),
    • Wassily Kandinsky (1866-1944), Rusia
    • Paul Klee (1879-1940), Swiss
    • George Grosz (1895-1959), Jerman - Amerika
    • Otto Dix (1891-1969), Jerman
    • Pelukis Jerman yang lain ialah Otto Muller, Franz Marc, August Macky dan Heinrich Campendonk

      12. Aliran Kubisme

      Kubisme adalah gaya abstrak formalistik yang pertama-tama berkembang seiring dengan Ekspresionisme sebelum Perang Dunia I. Istilah Kubisme dapat digunakan secara umum untuk menunjukkan semua gaya abstrak geometrik pada abad ke-20 atau secara terbatas menunjukkan gerakan-gerakan awal khususnya Kubisme Analitik dan Kubisme Sinthetik.

      Tokoh Aliran Kubisme adalah :

      • Pablo Picasso (1881-1974), Spanyol
      • Fenand Léger (1881-1955)
      • Jacques Lipchitz (1891—1964), Prancis
      • Frank Lloyd Wright (1867—1959), Amerika

      13. Aliran Purisme

      Purisme merupakan reaksi pemulihan atas kekacauan akibat Kubisme. Purisme sebagai gerakan ambisius yang berumur pendek (tujuh tahun) ini hanya berhasil dalam bidang arsitektur Le Corbusier yang mencapai reputasi internasional. Sedangkan karya seni lukisnya telah mencapai Paris, namun pengaruh terbesar setelah perang adalah pada lukisan dan patung yang datang dari De Sitjl., Konstruktivisme, dan Surealisme. Tahun-tahun puncak gerakan ini adalah pada masa Theo Van Doesburgh yaitu pendeta pertama asal Paris di De Stijl, dan pada masa Andre Breton dan Tristan Tzara (1920-1925). Secara bersamaan seperti terjadi pertentangan bahwa Purisme menawarkan pemurnian dan alternatiff kebebasan pada para penganut Kubisme pasca perang di Paris dan di De Stijl.

      14. Aliran Orphisme

      Orphisme dapat ialah gaya seni lukis yang cenderung abstrak. Atau dapat juga dikatakan sebagai karya lukis "murni abstrak" yang dinyatakan di Paris antara akhir 1911 dan awal 1914. Sebagai gerakan yang diperlihatkan dalam karya cipta penyair Guillaume Apollinaire, yang memberi nama pada pameran Section d‘Or pada Oktober 1912. Dia berusaha memberi kategori variasi kecenderungan dalam kubisme (batasan sangat bebas) dan digunakan istilah "Orphic Cubism" untuk menyebut sejumlah pelukis yang bergerak dari pengakuan subject-matter. Orphisme tidak sepenuhnya sesuai dengan batasan Apollinaire yang juga mempunyai dua paham. Apollinaire membuat analisis yang dimulai dari beberapa bentuk seni yang tidak membutuhkan subject-matter dan mempercayakan pada bentuk dan warna untuk mengkomunikasikan gagasan serta perasaan.
      Para pengikut aliran ini dipengaruhi oleh kesadarannya sebagai manusia, serta mereka membebaskan diri dari kebentukan manusia. Dengan kata lain mengekspresikan dirinya ke dalam garis dan warna yang dinamis. Mereka menggantikan kekhususan perasaan manusia dengan sesuatu yang bersifat lembut dan ilusif.

      15. Aliran Futurisme

      Aliran Futurisme tergolong sebagai suatu aliran seni lukis modern yang termasuk langka. Ungkapan seni Futurisme didasari bukan oleh sekedar ketidakpuasan dari warisan seni yang ada, dan menciptakan idiom baru, tetapi merupakan ekspresi dan reaksi awal terhadap perkembangan teknologi dan industri.Gerakan revolusi Futurisme diproklamirkan pada tahun 1909 oleh seorang penulis dan penyair Italia, Filippo Tommaso Marinetti. Futurisme adalah sebuah pergerakan seni murni Italia dan sebuah pergerakan kebudayaan pertama dalam abad ke-20 ini, yang diperkenalkan secara langsung kepada masyarakat luas. Bermula dari konsep dalam pergerakan sastra, kemudian merasuk ke dalam bidang kesenian seperti: seni lukis, seni patung, seni musik, desain dan arsitektur.
      Futurisme ini muncul dari situasi yang ditimbulkan akibat perang dunia ke-1, dengan tujuan meninggalkan kenangan pahit, nostalgia, pesimistis, kemudian melepaskan materi-materi , elemen-elemen , dan nilai - nilai lama.
      Nilai-nilai dari kaum Futuris, dimaksudkan untuk mengiringi dan mengimbangi pergeseran kebudayaan, kekuatan dinamis pasar yang luas, era permesinan, dan komunikasi global yang menurut argumentasi mereka tengah mengubah alam realitas dari kebudayaan dunia.
      Konsep karya Futurisme didasari pemikiran bahwa energi alam harus ditampilkan di dalam karya seni sebagai sensasi dinamis yang dapat memecahkan suatu kesatuan realitas. Ia menjadi sesuatu yang baru dengan melalui penggunaan gerak dan cahaya.

      Tokoh Seniman Aliran Futurisme ;

      • Giacomo Balla, Italia
      • Gino Severini (1883-1966), Italia
      • Umberto Boccioni (1882—1916), Italia
      • Fortunato Depero
      • Lucio Venna, Venice
      • Nocolay Diuldheroff, Bulgaria
      • Filippo Tommaso Marinetti, Mesir
      • Carlo Carra (1881-1966), Italia

      16. Aliran Vortisisme

      Futurisme adalah akselerasi imajinasi, yang tampak berstimulan melalui bidang datar, dan juga tampak kesan cubo-futurisme dari Nude Descending a Staircase-nya Marchell Duchamp. Sedangkan Vortisisme menghadirkan akselerasi ini secara mendalam, menghasilkan perspektif yang intensif dan cepat, sebagai sebuah vortex. Pound menulis: Imaji ini bukan suatu ide, namun suatu kumpulan yang saya bisa dan harus dipaksakan, yaitu vortex, dari dan melalui apa gagasan diwujudkan. Orang dapat menyebutnya dengan vortex. Maka dari sinilah berkembang menjadi Vortisisme.
      Kebrutalan tenaga merupakan karakteristik Vortisisme. Penganut terbaik aliran ini mendapat pengaruh kuat dari kesan mekanik yang barbar, kepedulian terhadap kebrutalan dengan ketidakbertanggungjawaban kontrol lingkungan yang kurang dalam ide seni kubisme dan romantiknya seni Futurisme. Hal inilah yang merupakan bentuk kontribusi yang signifikan dari aliran Vortisisme pada perkembangan seni abad ke-20.
      Tokoh dari Aliran Vortisisme adalah, Wadsworth, Lewis, David Bomberg, Henri Gaudier-Brzeska

      17. Aliran Dadaisme

      Ciri khas karya seni Dadaisme ialah bagaimana penggunaan teknik dan cara menyatakan ekspresi yang serba nonkonvensional sehingga tampak aneh. Teori Dada ialah apabila dunia ini selama 300 tahun tidak bisa merencanakan perkembangannya, bagi seorang artis tidak mungkin pura-pura menemukan arti dalam kekacauan ini. Dada menolak setiap kode moral, sosial, maupun estetik. Pandangan estetik Dada ialah tidak ada estetika. Sikap kemuakan terhadap keadaan dunia, karena perang, karena kekacauan (pandangan Die Neue Sachlichkeit). Para seniman yang termasuk aliran ini antara lain : Max Ernst, Marchel Duchamp dan Schwitters

      18. Surealisme

      Surealisme sesungguhnya pada awalnya bukan aliran seni lukis, namun seni sastra. Sebutan ini dikemukakan oleh penyair Perancis Guillaume Appololinaire dan dipakai untuk menjuduli naskah dramanya pada tahun 1917. Namun Surealisme akhirnya lebih populer sebagai aliran seni lukis. Aliran ini berlandaskan ilmu jiwa (psikologi) yang dipelopori golongan psiko-analisa Sigmun Freud. Kajian psiko-analisa menggali segala sesuatu yang berada di belakang kesadaran (bawah sadar) dalam proses kerja seniman. Pelopor dari aliran ini juga sering disebut golongan seni lukis metafisis seperti tampak pada karya Chirico dan Carra.
      Karya seni aliran ini menggambarkan sesuatu yang aneh, asing susunannya atau objek yang terdapat di dalamnya. Dalam perkembangannya, terdapat dua kecenderungan yaitu surealisme ekspresif dan surealisme murni.

      Tokoh Seniman dari Aliran Surealisme adalah :

      Henry Rousseau, Joan Miro, Carlo Carra, Jean Arp, Max Ernst, Paul Klee, Chirico, Andre Masson, Joan Miro, Marc Chagall, Salvador Dali, Yves Tangui, Rene Margritte, Roberto Matta

      19. Neoplastisisme - De STIJL

       De Stijl atau gerakan Neoplastisisme berlangsung selama 14 tahun yaitu tahun 1917 – 1931, atas karakteristik yang penting dari kerja tiga orang seniman, yaitu Piet Mondrian, Theo Van Doesburgh, dan seorang arsitek Gernit Rietvield.
      Ahli sejarah seni Belanda H.L.C. Jaffe mengatakan bahwa prinsip plastis dan filosofis dari pergerakan De Stijl sesungguhnya berdiri sendiri.
      Pergerakan De Stijl hadir dalam 2 bentuk hubungan konflasi, yang pertama yaitu filsafat neoplatonik dari seorang matematikawan Dr. Schoenmaekers di Bussum,pada tahun 1915 dan 1916. Pendapatnya berjudul ―The New Image of The World ― ( Suatu Gambaran Dunia Baru 0 dan prinsip-prinsip matematika plastis (The Principles of Plastic Mathematics / Beeldende Wiskunde ) dan yang kedua diterima dari konsep arsitektur Hendrik Petrus Berlage dan Frank Lloyd Wright.
      Tokoh Seniman dari Aliran De STIJL adalah : Piet Mondrian, Theo Van Doesburgh, dan seorang arsitek Gernit Rietvield.

      20. Aliran Konstruktivisme

      Dalam wacana seni rupa, pengolahan kebentukan abstrak aliran Konstrukrivisme muncul didasari oleh suatu keadaan yang membelenggu kebebasan para seniman. Aliran Konstruktivisme sebenarnya bukan menjadi gaya dalam seni rupa, juga bukan gaya yang lainnya. Pada intinya merupakan ekspresi yang utama atas keterkurungan kehendak sehingga seniman diharuskan mempertinggi lingkup sosial, dan berhubungan dengan mesin produksi. Untuk itu dijalin hubungan dengan arsitek, grafikus, dan fotografer. Untuk menemukan bahan-bahan yang diperlukan dalam mewujudkan aspirasi, mengorganisasi dan menyelaraskan perasaan dari proletar revolusi, mereka menyebut dirinya bukan sebagai seni praktis tetapi wujud sosialisme dalam seni.

      Tokoh Seniman dari Aliran Konstruktivisme :

      Louis Sullivan,muridnya Frank Lloyd Wright, Henry van Devele, dan Antonio Sant Elia, Vladimir Tatlin (1855-1953), Alexander Rodchenko (1891-1956), dan El Lissitzky (1890-1941)

      21. Ekspressionisme Abstrak

      Charles Harrison (1994) menafsirkan tentang gejala aliran ekspresionisme abstrak sebagai fenomena bersejarah pada dekade tahun 40-an, saat lima orang seniman memperlihatkan perbedaan gaya masing-masing individual. Kelima orang seniman itu ialah Rothko (47 tahun), de Kooning (46 tahun), Newman (45 tahun), dan Pollock (38 tahun).
      Seni abstrak pada hakekatnya merupakan suatu kreasi yang terdiri dari susunan garis, bentuk dan warna yang terlepas dari bentuk-bentuk yang ada di alam. Salah seorang pelopor seni abstrak adalah Wassily Kandinsky. Dia turut mempengaruhi munculnya beberapa aliran seni, termasuk di dalamnya Ekspresionisme Abstrak.
      Istilah Ekspresionisme Abstrak pertama kali digunakan pada tahun 1919, yang digunakan untuk menjelaskan lukisan karya Wassily Kandinsky (1866-1944). Ekspresionisme Abstrak juga digunakan untuk menjelaskan lukisan Kandinsky.
      Seni Ekspresionisme Abstrak bukan merupakan perwujudan ide sebagai gaya. Tetapi lebih cenderung sebagai wujud dari serangkaian aneka bakat individual para seniman. Hal tersebut berhubungan erat dengan sejarah munculnya Ekspresionisme Abstrak, sebagai hasil eksperimen individual para seniman yang relatif mengisolasikan diri sepanjang tahun 1930-an dan 1940-an. Esensi dari Ekspresionisme Abstrak terletak dari spontanitas yang kuat dari seniman dalam berkarya terhadap kecenderungan gaya dari masing-masing pribadi.

      Tokoh Seniman Aliran Ekspressionisme Abstrak adalah :

      Hans Hoffmann, Arshile Gorky, Willem de Koooning, Jackson Pollock, Franz Kline, Bradley Walker Tomlin, Willian Baziotes, Mark Tobey, Philip Guston, James Brooks dan Conrad Marca-Relli

      22. Aliran Pop Art

      Aliran Pop Art adalah Populer Art. Yang dimaksudkan bukan seni yang populer melainkan seni yang menggunakan obyek/benda yang populer sebagai subject-matter, dan berhubungan dengan imaji kebendaan di lingkungan sehari-hari. Istilah Pop Art sendiri dilontarkan pada tahun 1956 oleh Lawrence Alloway, orang Inggris, kurator N.Y. Gaugenheim Museum. Dia menyatakan bahwa kata Pop itu dipergunakan untuk menyatakan suatu pengertian yang luas, yaitu sikap seniman yang kembali pada kultur massa. Suatu penolakan terhadap snobisme di dalam seni dan anggapan bahwa semua yang nyata dan ada seharusnya menjadi seni, walaupun hanya barang biasa atau bahkan sebuah iklan. Pop Art sendiri baru diakui sebagai gaya seni pada tahun 1964.

      Tokoh Seniman dari Aliran Pop Art adalah :

      Olden Burg, Rosenguist, Andy Warhol, Jim Dine, Lichtenstein

      23. Optical Art

      Optical Art yang dialihbahasakan menjadi Seni Optik telah berkembang sebagai salah satu hasil karya seni rupa moderen. Seni Optik ini didasari oleh hasil penelitian dan penemuan dalam bidang ilmu fisika dan ilmu anatomi manusia. Hasil penelitian tersebut dikembangkan menjadi ilmu optik.
      Istilah Optic atau Retinal Art diterapkan pada karya-karya seni rupa dua dimensional yang sepenuhnya menggali dan memanfaatkan kekeliruan mata. Pada umumnya seni optik bertsifat abstrak, formal, dan eksak.
      Seni optik dengan wujudnya yang khas berupa susunan geometris berulang-ulang, merupakan semacam usaha untuk mengeksploitir kelemahan mata dengan ilusi ruang (dan terkadang gerak semu).
      Dengan kata lain bahwa Aliran Optical Art adalah seni dua dimensi, yang pada umumnya berbentuk abstrak, formal dan konstruktif melalui wujud yang khas dalam bentuk geometris dan perulangan teratur, rapi, teliti, sehingga dapat menimbulkan efek-efek optik yang mengecoh mata dengan ilusi ruang. Warna-warna yang digunakan kebanyakan warna cerah atau lightness tinggi dengan memberikan batas pada hue atau saturation yang tajam dan tegas.
      Seni optik juga memiliki kualitas dinamis yang menghidupkan kesan-kesan dan sensasi-sensasi ilusorik pada diri pengamat, baik dalam struktur fisik mata maupun otaknya. Jadi dapat\ dikatakan bahwa seni optik berkenaan dengan cara ilusi yang paling mendasar dan bermakna. Tentu saja harus dapat dibedakan dengan ilusi-ilusi dalam karya seni rupa yang lainnya, sebab bagaimanapun juga semua karya seni rupa melibatkan unsur ilusi.. Ilusi memanfaatkan kemampuan pengamat untuk melengkapi kesan-kesan dalam pikiran dengan berdasarkan pada pengalaman sebelumnya. Ilusi adalah proses yang merangsang imajinasi untuk menundukkan logiika kanvas dua dimensi.

      Tokoh Seniman Aliran Optical Art :

      Tokoh seniman optik yang sering dinamakan sebagai Bapak Seni Optik ialah M.C.Escher. Dia adalah seorang seniman grafis dari Belanda.
      Albers adalah seniman optik yang banyak menggali kemungkinan visualisasi optik pada karya lukisannya yang mendemonstrasikan semua nuansa relativiitas dan ketidakstabilan warna dan ketegasannya melalui berbagai interaksi

      0 komentar

    • Copyright © 2013 - Unbreakable Machine Doll - Harajuku Shina - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan