-
Posted by : Robbi Syahputra
7 Okt 2013
Seorang Yang Mengalami Buta Mata Sebelah Sebenarnya Ia Selalu Mencoba Menyeimbangkan Tubuhnya
Saudara-saudaraku�
Bukankah kita diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna-?
Tapi�..
Masihkah ada sebuah kesempurnaan dengan banyaknya kekurangan yang kita miliki saat ini. Mungkin kita harus menerima�
Tetapi seperti apakah perjuangan mereka yang sangat meluluhkan hati yang kecil ini, yang terus membawa kearah kebahagiaan. Bila kita tahu kesempurnaan yang kita miliki hanya sebagai kekuatan kita saja, tapiii���
Mampukah kita dengan adanya sebuah kekurangan-?
Kita banyak telah berjumpa.
Mereka yang dilahirkan tidak sempurna.
Mereka yang dilahirkan dengan sebuah tangisan.
Mereka yang dilahirkan dengan wujud kasih saying.
Untuk Mereka yang selau berjuang untuk Mereka yang menginginkan agar esok hari dapat menghirupkan udara yang sejuk dipagi hari.
Pernahkah kalian memperhatikan orang yang mengalami buta mata sebelah-?
Kini kita tahu :
- Dia sangat berat untuk mengangkat tubuhnya dengan normal.
- Dia sangat sulit untuk menentukan posisi yang tepat.
- Dia sangat sulit untuk membuat dirinya begitu berguna.
- Dia sangat sulit untuk membuat keseimbangan pada tubuhnya.
Sangatlah bagi penderita tersebut saat berjalan maupun mengendarai kendaraan, ia tidak mampu menentukan posisi yang tepat, pengendalian keseimbangan yang kurang, dan jarak luas padang yang minimum.
Untuk perjuangan mereka demi menempuh hidupnya ini, karena mereka tahu bahwa Tuhan kan selalu berada untuk membantunya, dia percaya bahwa ia bias melakukan apa yang orang Normal lakukan.
Maka yang ia lakukan :
- Ia memiringkan kepalanya saat ia menemtukan posisi yang tepat, saat ia berkonsentrasi, dan untuk membuat dirinya seimbang.
- Melakukan hal tidak pernah dibayangkan oleh seorang yang Normal bahwa ia dapat melakukan hal itu.
Mungkin bukan hanya mereka yang selalu seperti itu.
Karena kita tahu orang Normalpun tak dapat merasakan kebahagiaan kesempurnaan dengan apa yang dimilikinya.
Jika hari ini Bisa maka Esok jadikan sebagai Kebiasaan.
Bukan disini kita berhenti, tapi disinilah saat ini kita ditempatkan untuk menuju tahap selanjutnya yang mungkin tak mudah kita lewati.
Artikel Dilindungi
Sertakan Alamat blog ini jika mengcopy paste
(Hak Cipta Dilindungi)
Terima Kasih
Rafi Orilya Groups
by Rafi Aldiansyah Asikin
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar