• Posted by : Robbi Syahputra 22 Jul 2013

    Abanda - KOMPAS
    Seputar Timnas -  Pemain bertahan Persib Bandung, Abanda Herman, sudah resmi jadi mualaf sejak 18 April lalu. Sejak itu, ia mulai menjalankan semua hal yang harus dilakukan sebagai seorang muslim.

    Ramadan tahun ini, Abanda pun ikut menjalankan ibadah puasa. Tak mudah bagi Abanda untuk berpuasa. Sebab ia tidak terbiasa menahan haus dan lapar dari subuh hingga maghrib.

    Selain masih belajar puasa, Abanda tetap harus berlatih bersama para pemain Persib lainnya. Otomatis, tubuhnya pun sempat 'protes'. Ia mengaku lemas saat menjalankan ibadah puasa.

    "Dua hari pertama sempat enggak kuat puasanya. Tapi ditahan supaya tidak batal, akhirnya kuat," ujar Abanda, Sabtu (20/7/2013).

    Tapi dari hari ketiga puasa hingga hari ini, Abanda ternyata mampu berpuasa penuh. Ia tidak pernah batal meski masih belajar puasa dan tetap latihan.

    "Alhamdulillah tidak pernah batal. Sekarang sudah terbiasa puasa," ungkapnya.

    Tak cukup di situ, pria asal Kamerun ini punya tekad kuat untuk menjalankan puasa sebulan penuh. "Insya Allah aku tamat sampai akhir puasanya," harap Abanda.

    Untuk mewujudkan targetnya, Abanda mengaku tidak punya kiat khusus. Yang terpenting adalah niat untuk menjalani puasa dengan ikhlas. Bahkan soal urusan sahur dan buka puasa, Abanda mengaku sama seperti pemain lain.

    Ia memakan makanan cita rasa lokal. "Sahur sama buka biasa saja, tidak ada yang khusus," tutur mantan pemain Persija Jakarta dan Persema Malang ini.

    Abanda lalu mengungkapkan makna puasa yang dipahaminya selain harus menahan lapar dan haus sejak subuh hingga maghrib. "Ini bulan di mana kita harus sabar," ucap pria kelahiran 20 Februari 1984 ini.

    Soal dampak positif yang dirasakan langsung setelah puasa, Abanda mengaku kini lebih langsing. "Aku lebih banyak kurusnya sekarang, berat badan turun," pungkasnya sambil tersenyum.[okezone]


    0 komentar

  • Copyright © 2013 - Unbreakable Machine Doll - Harajuku Shina - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan